Sunday 17 October 2021

Filsafat Matematika: Ideologi Pendidikan Matematika

Berbicara mengenai ideologi pasti otak kita otomatis mengaitkan dengan ideologi-ideologi negara seperti Liberalisme, Komunisme, Sosialisme, Pancasila, dan sebagainya. Namun, apasih ideologi itu?

Menurut Prof. Dr. Jimly Asshidiqqie, S.H. Ideologi memiliki tiga arti. Arti yang pertama yaitu ideologi sebagai kesadaran palsu yang biasa digunakan oleh para filsuf dan ilmuwan sosial. Ideologi merupakan teori-teori yang tidak berorientasi pada kebenaran, namun berorientasi pada kepentingan pihak yang mempropagandakannya.

Arti kedua yaitu ideologi dalam arti netral. Ideologi merupakan keseluruhan sistem berpikir, nilai-nilai, dan sikap dasar suatu kelompok sosial atau kebudayaan tertentu. Ideologi disebut netral karena baik buruknya tergantung dari isi ideologi itu sendiri.

Arti yang ketigua yaitu ideologi sebagai keyakinan yang tidak ilmiah (biasanya digunakan dalam filsafat dan ilmu sosial yang positivistik). Suatu ideologi merupakan segala pemikiran yang tidak dapat dibuktikan secara logis-matematis atau empiris. Semua masalah etis dan moral, asumsi-asumsi normatif, dan pemikiran-pemikiran metafisis termasuk dalam cakupan ideologi.

Menurut Prof. Marsigit, pada pendidikan terdapat beberapa ideologi, diataranya yaitu ada Industrial Trainee, Technological Pragmatism, Conservatism, Humanisticism, Liberalism, Socialism, Pragmatism, Capitalism, Contemporary, Monoculture, Heterogonomous/multicultural, Materialism, Egalitarianism, Elitism, Meritocracy, Scientisism, Critical Education, dan Ideologi Pancasila. Namun yang akan kita soroti hanya dua, yaitu Industrial Trainer dan Technological Pragmatism.

Ideologi Pendidikan

  1. Industrial Trainer
    Ideologi Politik Radikal kanan, Kanan Baru
    Pandangan tentang Matematika Sekumpulan Kebenaran dan Aturan
    Nilai-nilai Moral Authoritarian ‘Victorian’ values, Pilihan, Usaha, Menolong-diri, Kerja, Kelemahan Moral, Kita-Baik, Mereka-Jelek
    Teori Masyarakat Hirarki yang ketat, Market Place
    Teori Anak Tradisi Sekolah Dasar: Anak ‘malaikat jatuh’ dan ‘kapal kosong’Sekumpulan Kebenaran dan Aturan
    Teori kemampuan Tertentu dan warisan, terealisasi oleh usaha
    Tujuan matematis ‘kembali ke dasar’: numerasi dan pelatihan sosial dalam ketaatan
    Teori Belajar Kerja keras, usaha, latihan, hafalan
    Teori Mengajar Matematika transmisi otoriter, dril, tanpa embel-embel
    Teori Sumberdaya Kapur dan hanya bicara Anti kalkulator
    Teori asesmen dalam Matematika Uji eksternal dasar yang sederhana
    Teori Keberagaman Sosial sekolah dibedakan menurut kelas, cripto-rasis, monoculturalist

  2. Technological Pragmatism
    Ideologi PolitikMeritokratik, Konservatif
    Pandangan tentang MatematikaBangunan, Pengetahuan bermanfaat yang tidak perlu dipertanyakan
    Nilai-nilai MoralUtiliarian, Pragmatism, Expediency, ‘penciptaan kekayaan’, Pengembangan Teknologis
    Teori MasyarakatHirarki meritokratik
    Teori AnakAnak:’kapal kosong’ dan ‘alat yang tumpul’ Pekerja atau manajer masa depan
    Teori kemampuanKemampuan warisan
    Tujuan matematisMatematika berguna pada level yg cocok dan sertifikasi (berpusat industri)
    Teori BelajarKemahiran ketrampilan, pengalaman praktis
    Teori Mengajar Matematikainstruktur keterampilan, memotivasi melalui pekerjaan-relevansi
    Teori SumberdayaTangan, microkomputer
    Teori asesmen dalam Matematikamenghindari kecurangan, uji eksternal dan sertifikasi, profil keterampilan
    Teori Keberagaman Sosialbervariasi kurikulum oleh occpations masa depan

Referensi


Add Comments


EmoticonEmoticon