Etnomatematika merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan mengkaji suatu budaya lokal dan dikaitkan dengan suatu konsep matematika.
Pada kali ini akan dikaji beberapa objek yang memungkinkan untuk menjadi objek etnomatematika.
Titik Nol KM Yogyakarta
Titik Nol KM Yogyakarta merupakan salah satu tempat yang menjadi ikon Yogyakarta. Tempat ini dibangun oleh Sultan Hamengkubowono I pada tahun 1760, kemudian disempurnakan pada tahun 1787. Tempat ini awalnya diberi nama Benteng Rustenburg, kemudian sempat mengalami kerusakan akibat gempa bumi pada tahun 1867. Setelah direnovasi, namanya berubah menjadi Benteng Vredenburg.
Tempat ini biasa digunakan para wisatawan ataupun warga lokal untuk sekedar nongkrong atau mengabadikan momen mereka di salah satu ikon Yogyakarta. Alih-alih hanya sekedar tempat nongkrong atau tempat foto, tempat ini juga bisa digunakan untuk pembelajaran matematika. Pada beberapa spot di tempat ini, ada objek yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika. Salah satu contohnya yaitu bulatan-bulatan yang ikonik yang terletak pada pinggir jalan.
PASTY
Pusat jual beli satwa dan tanaman hias di Yogyakarta awalnya berada di Pasar Ngasem yang terletak di Daerah Benteng Keraton Yogyakarta, berdekatan dengan obyek wisata Taman Sari Yogyakarta. Pengunjung pasar ini semakin hari semakin ramai, hingga pada suatu saat kondisi dari pasar ini kurang kondusif. Dalam upaya menjaga Taman Saru, Pemerintah Kotamadya Yogyakarta memindahkan pusat jual beli satwa dan tanaman hias ke lokasi yang sekarang, yaitu di daerah Gedongkiwo, Mantrijeron.
Tempat ini tidak hanya terdiri dari kios-kios penjual saja, namun pada tempat ini juga ada beberapa objek yang cukup menarik dan dapat digunakan dalam pembelajaran matematika. Diantaranya yaitu Tiang Pendopo Pasar dan Aviary Pasar.
Batik Kawung
Batik merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia. Batik kawung merupakan salah satu motif batik tradisional yang kuno. Menurut sejarah, motif batik kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyongkrokusumo dari Mataram, maka dapat dikatakan juga motif batik kawung berasal dari Yogyakarta. Motif ini mempunyai makna pemakai batik ini akan menjadi berguna bagi orang banyak, seperti pohon kawung (aren) yang mana akar, batang, daun, nira, dan buahnya semua berguna bagi manusia.
Selengkapnya dapat dilihat melalui file pdf berikut.