Tuesday 28 December 2021

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merancang Pembelajaran Berbasis Etnomatematika

Senin, 22 November 2021

Perkuliahan Etnomatematika pada kali ini kedatangan tamu spesial dari Universitas PGRI Yogyakarta, yaitu Ibu Dr. Niken Wahyu Utami, M.Pd. Beliau juga alumni Pendidikan Matematika UNY 15 tahun yang lalu. Namun, sekarang beliau menjadi dosen di Universitas PGRI Yogyakarta. Karya tulis ilmiah beliau sangat banyak dan juga masuk dalam website karya ilmiah yang terkenal. Dalam perkuliahan kali ini topiknya adalah riset dan publikasi karya ilmiah etnomatematika.

Perkuliahan Etnomatematika

Dalam pembelajaran berbasis etnomatematika, metode yang dirangkai menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Jadi sebelum menyusun rangkaian pembelajaran berbasis etnomatematika, harus ada dan mengerti tujuannya. 

Budaya itu dinamis!

Pembelajaran berbasis etnomatematika kaitannya adalah dengan budaya. Budaya merupakan kebiasaan-kebiasaan, keseluruhan sistem gagasan, tindakan, maupun hasil karya yang bersifat etnis pada masyarakat. Budaya dalam masyarakat itu bersifat dinamis, maka pembelajaran etnomatematika juga harus disesuaikan dengan waktu atau keadaan yang terbaru. Karna budaya bersifat dinamis, mungkin saja keadaan pada 20 tahun yang lalu dengan keadaan yang sekarang berbeda, sehingga kita juga harus menyesuaikan itu. 

Kaitannya dengan akulturasi budaya, dengan globalisasi juga akan memudahkan terjadinya akulturasi budaya dengan budaya luar. Sehingga memang budaya bisa berubah seiring dengan perkembangan zaman dan kita harus bisa menyesuaikan.

Budaya itu unik!

Budaya di masyarakat itu ternyata beragam! Menurut bu Niken, budaya itu unik karena tidak ada bentuk komunikasi yang homogen dalam budaya atau masyarakat. Meskipun terkadang ada budaya yang mirip, namun suatu daerah dengan daerah yang lain masih memiliki perbedaan. 

Salah satu contohnya yaitu gamelan di Jawa dan di Bali. Meskipun sama-sama gamelan, namun ada perbedaannya. Perbedaannya yaitu terletak pada cara memukulnya dan bentuk gamelannya. Jadi setiap daerah memiliki budaya dengan keunikan tersendiri.

Apakah etnomatematika wajib berkaitan dengan etnis atau konteks historis?

Iya, Wajib. Meskipun budaya itu terdiri dari kebiasaan-kebiasaan yang ada pada masyarakat, namun budaya itu kebiasaan-kebiasaan yang bersifat etnis. Sedangkan kalau pembelajaran yang hanya menggunakan contoh yang ada pada kehidupan sehari-hari itu namanya pembelajaran kontekstual, bukan etnomatematika.

Apakah tujuan etnomatematika itu untuk melestarikan budaya?

Tujuan etnomatematika belum sampai untuk melestarikan budaya, tepatnya kita belajar melalui budaya dan sebagai apresiasi budaya.

Contoh Etnomatematika dari Bu Niken

Candi  Borobudur, digunakan untuk mempelajari bangun datar. Candi Prambanan, digunakan untuk mempelajari materi refleksi (pencerminan) pada ornamen candi. Sistem penghitungan weton, penghitungan weton digunakan untuk mengenalkan modulo. Dari kedua contoh tersebut, dapat juga disimpulkan bahwa etnomatematika itu tidak harus mengenai budaya yang berwujud saja, buktinya pada budaya yang tidak berwujud juga bisa, contohnya dalam hal ini adalah sistem penghitungan weton.

Etnomatematika dalam pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan etnomatematika menunjukkan hasil positif dalam pembelajaran matematika. Hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik sebelum merancang pembelajaran berbasis etnomatematika yaitu :
  • observasi langsung,
  • wawancara dengan masyarakat, tetua adat, budayawan, dan ahli pendidikan matematika.,
  • memetakan, memvisualisasikan, dan mengintegrasikan budaya dengan pembelajaran matematika yang tepat melalui penyelidikan dan penggunaan strategi yang tepat.

Kesimpulan

Sebelum merancang pembelajaran etnomatematika, terlebih lagi untuk publikasi karya ilmiah tentang etnomatematika itu harus memperhatikan beberapa hal:
  • Mengerti tujuan pembelajaran yang akan dituju.
  • Budaya yang diangkat harus menyesuaikan dengan keadaan yang sekarang.
  • Media yang diangkat harus bersifat etnis atau memiliki konteks historis.
  • Melakukan observasi.
  • Melakukan wawancara dengan masyarakat, tetua adat, budayawan, dan ahli pendidikan matematika.
  • Memetakan, memvisualisasikan, dan mengintegrasikan budaya dengan pembelajaran matematika yang tepat melalui penyelidikan dan penggunaan strategi yang tepat.

Add Comments


EmoticonEmoticon